aku tengah mengajukan pertanyaan yang sama
seperti yang dulu ditanyakan berulang-ulang oleh hidup pada nyawa
yang segan-segan diajukan pula oleh waktu tentang kapan ia bermula
jika saja itulah kau
kau yang adalah hening tanpa suara,
dan di setiap jenakmu, kau patut-patut kalimatku
kau adalah diam yang merupa dalam syairku
lalu di setiap detik kau sempatkan memberi isyarat
kau suruh aku menyombong pada luka
sebab bagimu senyum adalah titah.
kau yang entah sejak kapan menjelma dalam bijak,
yang diam-diam kau sembunyikan kata-kata dalam rautmu
kau lebur rasa dalam matamu
kau simpan ceritaku diantara tulang-tulang wajahmu
itulah kau,
dan aku tengah mengajukan pertanyaan yang sama,
sebenarnya siapa aku?
aku – kau, hubungannya belum dapat awak